Petuah Jaka Potter (JAringan KAmus POTensial TERlengkap)
James Potter: Tidak Ada Kata Terlambat untuk Berubah
Edisi ke-144 dari Petuah Jaka Potter
Halo, para penghuni WoP! Blog memperkenalkan seri blog ini kepada kalian semua: Petuah Jaka Potter alias Jaringan Kamus Potensial Terlengkap! Blog ini akan dirilis dua kali seminggu dengan penulis yang berbeda-beda. Pastinya, kami akan membahas hal-hal seputar dunia sihir Harry Potter. Mungkin kamu sudah tahu tentang hal-hal ini, mungkin juga tidak. Pokoknya, baca dulu sampai akhir, ya!
Ilustrasi oleh @t.h.tat
Siapa Itu James Potter?
James Potter adalah seorang penyihir laki-laki berkebangsaan Inggris yang lahir pada tanggal 27 Maret 1960. Ia berdarah murni dan merupakan satu-satunya anak dari pasangan Fleamont dan Euphemia Potter. Pada tahun 1971-1978, James bersekolah di Sekolah Sihir Hogwarts dan terseleksi masuk ke asrama Gryffindor.
Kisah James Potter
James Potter Semasa Hogwarts
Saat bersekolah di Hogwarts, James merupakan Chaser dari Tim Quidditch Gryffindor. Dia sangat bangga akan posisinya ini dan sering memamerkannya kepada murid-murid lain. Untungnya, ia adalah pemain yang berbakat jadi usaha pamernya ini setidaknya beralasan. Selain itu, James diketahui mengoleksi Kartu Penyihir dari Cokelat Kodok.
James juga berteman dengan Sirius Black, Remus Lupin, dan Peter Pettigrew yang merupakan murid Gryffindor seangkatannya. Mereka menyebut grup kecil ini sebagai Marauder, dan sering terlibat dalam kegiatan yang melanggar aturan seperti mengisengi dan merundung murid-murid lain–salah satu korbannya adalah Severus Snape. Meski tergolong sebagai murid yang iseng, James juga merupakan murid yang cerdas. Dalam waktu tiga tahun, ia beserta Sirius dan Peter berhasil melakukan prosesi Animagus demi menemani Remus yang setiap bulan purnama berubah menjadi manusia serigala. Bentuk Animagus James adalah rusa jantan, dan dari bentuk ini, dia memperoleh nama samaran “Prongs” yang berarti tanduk rusa.
Tentunya James Potter juga memiliki “musuh”. Hubungannya dengan Severus Snape sama sekali tidak baik. Hal ini didorong oleh Snape yang iri akan kesuksesan James di Quidditch serta popularitasnya, sementara James sendiri tidak menyukai Snape yang menyukai sihir hitam. James dan para Marauder yang lain sering merundung Snape, tetapi Snape juga sering mengikuti kelompok ini ke mana pun mereka pergi demi mencari alasan untuk membuat mereka dikeluarkan dari sekolah. Meski begitu, James juga sempat menyelamatkan nyawa Snape saat ia hendak memasuki Gubuk Menjerit saat Remus sedang berubah menjadi manusia serigala. James menarik Snape yang hendak masuk karena tahu bahwa Snape akan berada dalam bahaya jika berada dekat Remus, tetapi Snape menolak untuk percaya bahwa James berusaha menyelamatkan hidupnya.
Selain itu, permusuhan mereka ini juga berkaitan dengan Lily Evans, seorang murid Gryffindor yang tidak menyukai James karena ia beranggapan sang Gryffindor ini terlalu sombong. Kebetulan, Lily adalah teman baik Snape karena mereka berasal dari area yang sama, dan James menyukai Lily sehingga ia sedikit cemburu karena Snape dan Lily sangat dekat. Suatu hari, Lily pernah meminta James untuk berhenti mengganggu Snape, tetapi James berkata ia hanya akan berhenti jika Lily mau berkencan dengannya, dan gadis itu menolak. Meski begitu, James tidak berkecil hati dan tetap membela Lily saat Snape, entah atas alasan apa, tiba-tiba menghina Lily dengan sebutan darah lumpur.
James dan Lily tetap belum berkencan pada saat itu, tetapi pada tahun ketujuh mereka, keduanya dipilih sebagai Ketua Murid. Pada saat itu, James mulai memperbaiki sikapnya. Dia tidak lagi senakal dulu, tetapi ia masih sering memantrai Snape dengan berbagai guna-guna–yang mana dibalas oleh Snape. Namun, James juga perlahan berhenti karena Lily tidak menyukai itu. Perubahan itu membuat sang gadis tertarik dan akhirnya, mereka mulai berpacaran.
James Potter Setelah Hogwarts
Setelah lulus dari Hogwarts, James dan Lily menikah saat masih berusia 18 tahun. Pada pernikahan ini, Snape berperan sebagai pendamping mempelai pria. Pernikahan ini pun dilakukan secara kecil-kecilan karena Perang Penyihir I yang saat itu tengah berlangsung.
James, Lily, serta para anggota Marauder yang lain juga bergabung dengan Ordo Phoenix. Mereka berperang melawan Voldemort beberapa kali selama menjadi anggota organisasi ini. Mereka bahkan menolak dengan keras untuk bergabung dengan Pelahap Maut saat Voldemort berusaha merekrut mereka.
Sekitar tahun 1979-1980, kedua orang tua James meninggal dunia akibat cacar naga. Mereka mewariskan kekayaan keluarga Potter yang rupanya sangat banyak, sehingga James tidak perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. James bahkan bisa menghidupi Remus yang kala itu tidak memiliki pekerjaan akibat statusnya sebagai manusia serigala.
Pada musim gugur tahun 1979, Lily hamil. Demi mengamankan kondisi Lily dan sang calon bayi, pasangan ini tinggal dalam persembunyian sampai Harry Potter, bayi mereka, lahir pada 31 Juli 1980. Sayangnya, pada saat yang sama, Albus Dumbledore mengetahui bahwa Voldemort merasa terancam akan kehadiran bayi laki-laki ini dan berencana membunuhnya. Keluarga Potter masih tinggal dalam persembunyian, tetapi satu tahun setelah kelahiran Harry, Voldemort berhasil menemukan tempat persembunyian mereka. Pada saat itulah, tepatnya pada 31 Oktober 1981, James dan Lily Potter kehilangan nyawanya, menyisakan Harry dengan luka berbentuk petir pada dahinya, sekaligus membuat sang bayi menjadi legenda yang dipanggil “Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup”.
Setelah Kematian
Meski sudah tidak ada lagi di dunia ini, James Potter masih sering muncul pada memori (atau keinginan) Harry. Ia hadir sebagai bayangan pada Cermin Tarsah setiap kali Harry menatap cermin itu, sosok James Potter juga muncul dan berbicara pada Harry akibat Priori Incantatem yang terjadi antara tongkat sihir Harry dan Voldemort, dan terakhir, sosok James juga “dibangkitkan” saat Harry menggunakan Batu Kebangkitan sebelum menghadapi Voldemort menjelang akhir Perang Penyihir II.
Penampilan
James digambarkan sebagai sosok pria tinggi dengan mata berwarna hazel dan rambut hitam yang acak-acakan. Sejak tahun kelimanya di Hogwarts, James mulai mengenakan kacamata bundar. Secara umum, penampilan James persis dengan Harry, kecuali warna mata mereka.
Kepribadian
Saat bersekolah, James digambarkan sebagai sosok yang cerdas dan populer, tetapi juga sombong dan menjengkelkan. Dia sangat suka merundung murid lainnya, jadi banyak yang tidak menyukai James, meski banyak suka yang kagum akan bakatnya. Namun, ia juga merupakan teman yang setia dan rela mengorbankan apa pun demi orang-orang yang ia sayangi–kematiannya membuktikan pernyataan ini. Semakin ia beranjak dewasa, James juga mulai meninggalkan sifat-sifat buruknya di masa lalu dan menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab sampai dipilih sebagai Ketua Murid saat ia kelas tujuh.
Keahlian
James sangat pandai dalam Transfigurasi dan Ramuan, dan ini dibuktikan dengan keberhasilannya menjadi Animagus di usia 15 tahun tanpa pengawasan penyihir dewasa. Ia juga pandai merapalkan berbagai macam mantra untuk berduel dan untuk mengisengi orang lain, terbukti dari hasil perundungannya semasa sekolah serta perlawanan yang ia lakukan saat bergabung dengan Ordo Phoenix. Ia juga pandai bermain Quidditch sebagai Chaser.
Judul Broadway Harry Potter-mu?
Kalian pastinya tidak sabar melihat Tom Felton kembali sebagai Draco Malfoy di Broadway ini, kan? Mungkin kita tidak akan bisa menonton secara langsung, tetapi semoga akan ada video-video yang bisa ditonton, ya! Sekarang, bagaimana kalau kita bermain Broadway sedikit...?