Petuah Jaka Potter (JAringan KAmus POTensial TERlengkap)

Astoria Greengrass: Lahir Sebagai Greengrass, Hidup Sebagai Astoria

Edisi ke-142 dari Petuah Jaka Potter

Halo, para penghuni WoP! Blog memperkenalkan seri blog ini kepada kalian semua: Petuah Jaka Potter alias Jaringan Kamus Potensial Terlengkap! Blog ini akan dirilis dua kali seminggu dengan penulis yang berbeda-beda. Pastinya, kami akan membahas hal-hal seputar dunia sihir Harry Potter. Mungkin kamu sudah tahu tentang hal-hal ini, mungkin juga tidak. Pokoknya, baca dulu sampai akhir, ya!

Ilustrasi oleh @rubixx.art (Instagram)
Layaknya bunga edelweiss yang tumbuh di tebing. Lahir di antara bebatuan warisan yang keras, dan besar, namun tidak menjadikan batu itu tempat bersandar, melainkan memilih untuk tumbuh ke arah matahari yang berbeda.

Seperti itulah kehidupan Astoria Greengrass, bunga harum yang terang, tumbuh dan bertahan di kastil besar, kediaman keluarga Malfoy. Anak kedua dari keluarga Greengrass, salah satu dari 28 keluarga suci darah murni. Kakaknya, Daphne Greengrass, sama sepertinya, masuk ke Hogwarts di asrama Slytherin, dan bahkan duduk di tahun yang sama seperti suaminya, Draco Malfoy. Astoria Greengrass yang 2 tahun lebih muda dari kakak serta suaminya, berbeda dari anak - anak keturunan darah murni lainnya. Astoria Greengrass tidak mewarisi supremasi darah murni, alih - alih bertindak seperti yang diharapkan oleh keluarganya, Astoria Greengrass justru terkenal memiliki sifat yang baik, dan ramah kepada semua orang, termasuk Muggle, dan keturunan Muggle.

Mungkinkah hal ini juga yang berhasil memikat hati sang pangeran tunggal dari keluarga Malfoy? Draco dengan tekanan yang dibawanya seumur hidup yang selalu berputar tidak jauh dari supremasi darah murni, tentu menemukan rumah yang tenang dan nyaman, di balik dekapan peluk Astoria Greengrass. Saat Pertempuran Hogwarts terjadi, dan kekacauan memenuhi dinding - dinding di Hogwarts, Astoria Greengrass yang saat itu masih dalam masa kecilnya, harus di evakuasi keluar dari sekolah itu untuk sementara. Menjadi saksi yang tumbuh besar saat Pertempuran Hogwarts terjadi, Astoria Greengrass cukup konsisten terhadap prinsipnya untuk tidak mewarisi supremasi darah murni, membuatnya menjadi pribadi yang lebih meninggikan toleransi terhadap yang berbeda, dan mengedepankan kepribadian daripada sekedar satus darah yang diwariskan.

Astoria: Bunga Edelweiss dari Keluarga Greengrass

Kepribadian Astoria Greengrass sangat mirip dengan bunga Edelweiss, yang umumnya tumbuh di daerah pegunungan, dingin dan cenderung gelap, namun tetap memiliki bunga putih yang cerah, tidak menghiraukan asalnya dan terus bersinar dengan hangat, tetapi sayangnya Astoria tidak melambangkan simbol bunga Edelweiss lainnya, yaitu keabadian. Diantara warisan - warisan darah yang Astoria tolak dengan keras, dan bangga. Satu - satunya warisan yang tidak bisa ia tolak ialah kutukan darah, yang diwariskan dari pendahulunya, sesama Greengrass. Mengetahui bahwa dirinya tidak dikaruniai hidup yang lama, Astoria bersikeras kepada suami tercintanya, Draco Malfoy, untuk memiliki anak. Draco Malfoy, yang seumur hidupnya memakan supremasi darah murni sebagai sarapan, makan siang, dan makan malam -bahkan snack- tidak terlalu mementingkan hal itu, dirinya bahkan sudah siap dan rela apabila garis keturunan Malfoy berhenti di dirinya, namun Draco tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan istrinya.

Putra Astoria Greengrass

Scorpius Hyperion Malfoy lahir tak lama kemudian. Tidak ingin penderitaan serupa dengan yang ditanggung oleh suaminya dirasakan pula oleh anak satu - satunya, Astoria membesarkan Scorpius dengan cara yang sepenuhnya berbeda, mengajarkan ia cinta kasih, dan menjauhkan supremasi darah murni. Ini merupakan hal yang memicu ketidaksetujuan pasangan Lucius Malfoy, dan Narcissa Malfoy kepada Astoria Greengrass. Menganggap bahwa Astoria adalah menantu yang gagal dalam mewariskan supremasi darah murni, kecewa terhadap prinsip yang Astoria anut terlepas dia berasal dari salah satu 28 keluarga darah murni.

Penolakan Keluarga Malfoy

Namun, ini bukan kali pertama Lucius dan Narcissa menolak kehadiran Astoria di tengah keluarga mereka. Sedari awal Draco mengumumkan bahwa ia akan menikahi Astoria, kedua orang tuanya telah menolak. Walaupun demikian, Draco enggan untuk mengikuti hal - hal yang dianut orang tuanya lagi, dan tetap memantapkan pikirannya untuk menikahi Astoria, sebuah hal yang dideskripsikan oleh Astoria sebagai salah satu hal paling berani yang pernah Astoria lihat semasa hidupnya. Tetapi, bukan berarti itu meringankan konflik internal keluarga, semenjak Astoria membesarkan Scorpius bersama Draco dengan cara yang sepenuhnya berbeda, pertemuan keluarga Malfoy selalu saja dijalankan dengan penuh ketegangan.

Keputusan Terberat, Warisan Terbesar

Layaknya pedang bermata dua, ketika Astoria Greengrass berhasil mewujudkan tujuannya yaitu melahirkan anak satu – satunya dari Draco -yang Astoria harapkan akan menemani Draco sehingga kesepian tidak terlalu sering mengunjunginya setelah Astoria meninggalkannya- ternyata itu juga menjadi hal yang semakin melemahkan kondisi tubuhnya. Kutukan darah yang dibawanya selama ini menjadi semakin ganas, dan akhirnya sesaat sebelum Scorpius menginjak tahun ketiganya di Hogwarts, Astoria pergi meninggalkan Draco dan Scorpius, bersama dengan kutukan darahnya.

Cinta yang Tak Terikat Waktu

Cinta sejati hingga mati, Draco tetap memutuskan untuk setia kepada Astoria, mengenangnya dan menyemayaman Astoria di dalam hatinya yang pernah ternoda, juga sebagai bentuk terima kasih, karena Astoria telah mengunjungi hatinya itu, mencintainya dan bahkan menghias hatinya dengan taman yang indah, terlepas beban berat yang merantainya.

Kemungkinan Pertemuan Kembali dengan Astoria Greengrass

Suatu ketika, sebuah pilihan yang sulit datang menyapa Draco Malfoy, layaknya teman lama. Pembalik Waktu yang dimilikinya, sebagai warisan dari ayahnya, Lucius, memanggil namanya, menggodanya untuk digunakan sebagai pintu pertemuan kembali dengan mendiang Astoria, namun Draco menolaknya, tidak dengan gagah, namun dengan kesadaran yang paham bahwa itu akan merusak tatanan waktu. Astoria, andai saja kau bisa melihatnya mengambil keputusan itu, kau mungkin akan merevisi pendapatmu terkait ”hal paling berani yang pernah kulihat seumur hidupku”.

Astoria Greengrass dalam Kenangan

Itu dia kisah Astoria Greengrass! Sedih juga bacanya ya? :")) dia adalah sosok yang baik hati tapi sepertinya dunia nggak baik sama dia. Tapi menurut kalian gimana? Coba tuliskan pendapat kalian di kolom komentar!

Gunakan tautan berikut ini jika pop up tidak muncul: https://uquiz.com/FUebiN
 

{%FULLNAME%} akan bermain di Seri HBO Harry Potter sebagai ...  !



Jika kamu tertarik untuk menjadi Relawan Penulis Petuah Jaka Potter, harap menghubungi Ashlyn Miller!

ditulis oleh Viserys de Leon

coded by Issie
random name generator by Susie