Petuah Jaka Potter (JAringan KAmus POTensial TERlengkap)

Draco Malfoy: Sang Pangeran Kecil Ayah

Edisi ke-141 dari Petuah Jaka Potter

Halo, para penghuni WoP! Blog memperkenalkan seri blog ini kepada kalian semua: Petuah Jaka Potter alias Jaringan Kamus Potensial Terlengkap! Blog ini akan dirilis dua kali seminggu dengan penulis yang berbeda-beda. Pastinya, kami akan membahas hal-hal seputar dunia sihir Harry Potter. Mungkin kamu sudah tahu tentang hal-hal ini, mungkin juga tidak. Pokoknya, baca dulu sampai akhir, ya!

Ilustrasi oleh @illix233 (Twitter/X)
“My Dad will hear about this!” Siapakah pemilik kalimat ikonik tersebut? Kalian pasti tahu, ya Draco Malfoy! Seorang Slytherin sejati, prefek, seeker dan pelahap maut! Seperti apa kisah hidupnya? Mari baca bersama-sama di bawah ini!

Draco Malfoy si Putra Tunggal Bangsawan Sihir

Draco Lucius Malfoy lahir pada awal bulan Juni, tepatnya tanggal 5 Juni 1990. Dia adalah putra pertama dan satu-satunya pasangan penyihir darah murni dari keluarga ternama, Lucius Malfoy dan Narcissa Malfoy (nee. Black). Draco tumbuh dengan doktrin yang memandang tinggi kemurnian darah sehingga ia memandang rendah para penyihir berdarah campuran dan keturunan muggle.

Draco berkulit pucat dengan rambut pirang-putih (mirip aku! Ehe~) dan mata kelabu. Bisa dikatakan Draco adalah versi mini dari sang ayah, Lucius Malfoy.

Pangeran Kecil yang Manja Menjadi anak tunggal dari keluarga kaya tentu saja membuat Draco selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan, tidak ada penolakan. Hal tersebut menjadikan Draco menjadi anak yang manja dan sangat bergantung pada sang Ayah, tentu kalian pernah membaca atau mendengar kata-kata khas dari Draco Malfoy, ‘kan? Ya, benar.. “Ayahku akan tahu tentang ini!” kalimat tersebut menyiratkan Draco selalu mengabari ayahnya jika ia tidak diperlakukan dengan baik.

Kisah Hidup Draco Malfoy


Masa Kecil Draco Malfoy

Masa kecil Draco dihabiskan dengan bermain dengan kelompok kecil darah murninya, sesama anak-anak dari mantan Pelahap Maut. Lucius beberapa kali mengajak Draco dalam kunjungannya ke sekolah Sihir Hogwarts dan mempercayakan anaknya kepada Saudara Jacob juga Merula Snyde. Pada kunjungannya yang pertama terdapat insiden karena Draco mencuri tongkat sihir milik ayahnya, namun tentu saja Lucius tidak akan mencurigai putranya, ia menyalahkan Dobby si peri rumah alih-alih Draco.

Hogwarts vs Durmstrang

Pada awalnya, Lucius Malfoy berencana mengirim Draco bersekolah di Akademi Durmstang. Selain karena dia dan kepala sekolahnya saat itu adalah sesama mantan Pelahap Maut, Akademi Durmstang juga sekolah yang tidak hanya mengajarkan Sihir Hitam tapi juga tidak menerima penyihir kelahiran Muggle. Sebuah sekolah yang sangat cocok untuk penyihir dengan ideologi kemurnian darah penyihir seperti mereka. Selain itu, Lucius juga berpikir jika Dewan Sekolah Hogwarts menyekolahkan anaknya di sekolah lain itu akan menjadi skandal yang menurunkan kredibilitas Albus Dumbledore sebagai Kepala Sekolah dan membuatnya turun dari posisi tersebut.

Namun, Narcissa, sang ibunda tidak menyetujui ide tersebut dan akhirnya membuat kesepakatan dengan sang suami agar Draco-lah yang memutuskan akan bersekolah di mana. Untuk mempengaruhi anaknya, Lucius mengajak kembali Draco ke Hogwarts, kali ini untuk mencemooh keadaan sekolah terutama asrama Slytherin agar sang putra tidak memilih Hogwarts sebagai tempat belajarnya. Namun, Draco terlibat pada penyelesaian misteri yang pada akhirnya membuat anak itu terpukau dengan Severus Snape serta Slytherin dan memutuskan untuk bersekolah di Hogwarts.

‘Teman’ Pertama Harry Potter

Secara tidak sengaja, Draco bertemu dengan pahlawan dunia sihir, Harry Potter, ketika sedang membeli seragam di toko Jubah Nyonya Malkin. Pada pertemuan pertama tersebut Draco tidak mengenali Harry dan dia bersikap cukup ramah padanya, tapi dia juga mengejek Hagrid serta para penyihir kelahiran muggle yang membuat citranya cukup buruk di mata Harry. Pertemuan kedua antara Draco dan Harry Potter terjadi pada hari pertama mereka sekolah, 1 September 1991 di Hogwarts Express. Draco bersama Crabbe dan Goyle menghampiri Harry yang berbagi kompartemen dengan Ron Weasley. Putra Malfoy tersebut menawarkan diri untuk menjadi teman Harry dengan motif ingin membuat ayahnya bangga karena bisa berteman dengan Harry Potter, yang dipercayai Lucius memiliki sihir hitam. Namun, kesan pertama Harry terhadap Draco yang kurang bagus membuatnya menolak tawaran tersebut dan memilih berteman dengan Ron. Di kesempatan itu juga Harry berpendapat Draco mengingatkannya pada Dudley, sepupunya, seorang anak laki-laki yang manja dan sombong. Penolakan Harry ini yang kemudian menjadi awal permusuhan mereka selama bersekolah di Hogwarts.

Menjadi Seeker Bermodal Sapu

Pada tahun pertama mereka, Harry Potter mendapatkan keistimewaan atas bakatnya yang luar biasa di olahraga Quidditch, dia diizinkan memiliki sapu dan bergabung dengan tim Quidditch asrama. Draco yang tidak mau kalah akhirnya ‘menyusul’ Harry menjadi seeker asramanya pada tahun kedua setelah sang ayah membelikan sapu Nimbus 2001 untuk seluruh tim Quidditch Slytherin. Hermione Granger dengan terang-terangan mengatakan kalau sapu itulah yang membuat Draco masuk ke tim, bukan karena kemampuannya. Hal tersebut membuat Draco marah dan menghina Hermione dengan sebutan Darah-Lumpur (hinaan terburuk untuk para kelahiran muggle).

Tapi, fakta lapangan membuktikan kekalahan pertama tim Slytherin diakibatkan oleh Draco yang pada pertandingan pertamanya terlalu fokus untuk menghina Harry sampai tidak menyadari kalau snitch emas yang harus ditangkapnya berada hanya beberapa inchi dari telinga kirinya. Marcus Flint, kapten tim Slytherin saat itu menegurnya setelah pertandingan.

Draco Malfoy Pewaris Slytherin?

Masih di tahun yang sama, terdapat teror di Hogwarts. Kamar Rahasia dibuka kembali oleh ‘Pewaris Slytherin’. Harry, Ron dan Hermione percaya kalau Draco-lah pelaku teror tersebut, mereka pun Menyusun rencana untuk mendapatkan bukti dan juga menyudahi teror mengerikan di sekolah mereka. Rencana tersebut melibatkan pembuatan ramuan Polyjuice yang digunakan untuk menyusup ke asrama berlambang ular tersebut. Namun sayangnya, hasil penyusupan mereka tidak membuahkan hasil, Draco bukanlah Sang Pewaris Slytherin yang mereka cari.

Menjadi Pelahap Maut

Saat usianya 16 tahun, Draco bergabung menjadi Pelahap Maut menggantikan sang Ayah yang tertangkap oleh Auror Kementerian Sihir dan dimasukan ke dalam penjara penyihir Azkaban. Narcissa berpendapat kalau bergabungnya Draco ini sebagai hukuman atas kesalahan Lucius sehingga Pangeran Kegelapan sengaja memberikan misi yang mustahil untuk dilakukan Draco, yaitu membunuh Albus Dumbledore. Selama tahun ke-6 Draco di Hogwarts, berbagai percobaan pembunuhan terhadap Dumbledore dilakukan dan gagal, membuat anak itu menjadi tertekan dan frustasi.

Mengkhianati Pangeran Kegelapan

Dalam masa Perang Dunia Sihir kedua, Harry dan teman-temannya tertangkap oleh para Pelahap Maut dan dibawa menuju kediaman Malfoy. Draco yang saat itu berada di Manor dipanggil oleh Bellatrix untuk mengkonfirmasi identitas Harry, Ron juga Hermione, namun dia tidak serta merta mengatakan iya, Draco menunjukan keraguan atas identitas mereka. Mungkinkah Draco sudah meninggalkan sisi Pangeran Kegelapan sejak saat itu?

Prestasi dan Kemampuan Draco Malfoy

Meskipun Draco terkenal sebagai anak yang manja, namun ia sendiri menujukan prestasi dan kemampuan sihir yang luar biasa. Draco menunjukan kemampuan luar biasa di beberapa pelajaran seperti Ramuan, Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam (beserta Ilmu Hitamnya), Terbang, Mantra dan Transfigurasi, nilai Draco cukup bagus dan dia bisa saja menjadi juara kelas kalau Hermione Granger tidak berada di Angkatan yang sama dengannya. Selain mahir dalam kelas, Draco juga memiliki kemampuan duel yang baik, dan dia juga menguasai Occlumency, sebuah cabang ilmu untuk menutup pikiran.

Semirip Apa Kamu dengan Draco Malfoy?

Jadi, itulah kisah Draco! Gimana menurutmu? Lalu, jangan lupa coba kuisnya ya!

Gunakan tautan berikut ini jika pop up tidak muncul: https://uquiz.com/FUebiN
 

{%FULLNAME%} akan bermain di Seri HBO Harry Potter sebagai ...  !



Jika kamu tertarik untuk menjadi Relawan Penulis Petuah Jaka Potter, harap menghubungi Ashlyn Miller!

ditulis oleh Adrianna Marino

coded by Issie
random name generator by Susie