Albus Severus Potter: Pewaris Sifat Slytherin Sang Ayah
Edisi ke-97 dari Petuah Jaka Potter
Halo, para penghuni WoP! Blog memperkenalkan seri blog ini kepada kalian semua: Petuah Jaka Potter alias Jaringan Kamus Potensial Terlengkap! Blog ini akan dirilis dua kali seminggu dengan penulis yang berbeda-beda. Pastinya, kami akan membahas hal-hal seputar dunia sihir Harry Potter. Mungkin kamu sudah tahu tentang hal-hal ini, mungkin juga tidak. Pokoknya, baca dulu sampai akhir, ya!
Ilustrasi oleh
flor (tumblr:
@artbyflor).
Ingat momen ketika Topi Seleksi mempertimbangkan Gryffindor dan Slytherin sebagai asrama Harry Potter? Menurutnya, Harry memiliki karakteristik cerdik dan ambisius yang bisa mengantarnya menuju ketenaran dan kemuliaan jika bergabung dengan Slytherin. Pada akhirnya Harry bersikeras untuk tidak dimasukkan ke sana sehingga sampai sekarang kita mengenalnya sebagai seorang Gryffindor sejati. Well, sepertinya sifat Slytherin Harry justru diwariskan langsung kepada anak keduanya, Albus Severus Potter.
Perhatian! Artikel ini memuat spoiler pementasan Harry Potter and The Cursed Child
Albus Severus Potter Si Anak Kedua
Albus Severus Potter merupakan anak tengah dari pasangan Harry Potter dan Ginevra Potter (née Weasley) yang lahir sekitar tahun 2006. Ia memiliki kakak laki-laki bernama James Sirius Potter dan adik perempuan bernama Lily Luna Potter. Di antara semua anggota keluarganya yang tersortir ke dalam Gryffindor, hanya Albus yang masuk ke asrama Slytherin.
Penampilan dan Sifat dari Albus Severus Potter
Harry menamai anak keduanya dari dua mantan kepala sekolah Hogwarts, Albus Dumbledore dan Severus Snape sebagai bentuk penghormatan. Albus digambarkan memiliki penampilan yang begitu mirip dengan sang ayah; rambut hitam legam yang tak pernah rapi dan mata almond berwarna hijau terang. Mukanya kurus dengan perawakan pendek, tapi tinggi badannya bertambah pesat saat remaja.
Albus adalah anak yang baik hati, bijaksana, dan lebih pendiam dibandingkan kakaknya. Ia juga seorang dengan keingintahuan yang tinggi dilihat dari ketertarikan akan ketenaran dan masa lalu ayahnya. Albus tak pernah membalas komentar-komentar negatif yang ditujukan kepadanya dan hanya memendamnya seorang diri.
Dirinya juga memiliki temperamen persis seperti ayahnya. Albus akan mengejek dan mencaci ketika sedang terdesak. Ia bisa bersikap dingin ketika marah pada orang terdekatnya, terutama ayah dan sepupunya, Rose Granger-Weasley. Sesekali Albus juga kerap melontarkan candaan bernada sarkas dan selera humor yang garing.
Kehidupan di Hogwarts
September 2017 Albus memulai hidupnya sebagai siswa Hogwarts. Sebelum masuk ke dalam Hogwarts Express, kepada ayahnya ia menceritakan kekhawatirannya disortir ke dalam Slytherin. Harry menenangkan dengan menceritakan arti dari nama tengah Albus yang diambil dari kepala sekolah berasrama Slytherin, meyakinkannya asrama berpanji hijau itu tidaklah seburuk apa yang dipikirkan. Di dalam kereta, Albus berkenalan dengan Scorpius Malfoy dan dengan segera pertemanan antar keduanya terjalin.
Sesampainya di Hogwarts, kekhawatiran Albus ternyata menjadi kenyataan. Ia mengejutkan semua orang karena seorang Potter berada di Slytherin. Sejak saat itu Albus pun menjalani tiga tahun sekolah dalam bayang-bayang ayahnya dan ekspektasi orang sebagai keturunan Harry Potter. Ia juga tak memiliki bakat alami dalam sihir sehingga membuatnya kesulitan dalam belajar dan diolok-olok dengan julukan “Squib Slytherin”.
Albus tumbuh menjadi anak pendiam dan cenderung menutup diri, bahkan kepada keluarganya. Sifatnya ini membuat Harry khawatir dan mengira Albus bertingkah demikian akibat berteman dengan Scorpius, yang justru bersikap sebaliknya. Sang ayah meminta Albus mengakhiri pertemanannya dengan Scorpius. Albus jelas menolak mentah-mentah permintaan Harry, merenggangkan hubungan ayah dan anak tersebut.
Petualangan Mengulang Waktu
Musim panas menjelang tahun keempatnya bersekolah, Albus tak sengaja mencuri dengar obrolan antara ayahnya dan Amos Diggory. Usut punya usut Kementerian Sihir mendapatkan Pembalik Waktu ilegal buatan Theodore Nott. Amos mendesak agar ayah Albus menggunakannya untuk kembali ke masa lalu dan menyelamatkan Cedric Diggory, yang tentu disangkal dan ditolak Harry. Saat menguping itulah Albus tak sengaja bertemu Delphini, pengasuh serta ‘keponakan’ Amos. Delphini mengundang Albus berkunjung ke St. Oswald tempatnya bekerja kapanpun jika ada waktu.
Sehari sebelum berangkat kembali ke Hogwarts, Albus dan ayahnya terlibat pertengkaran sampai membuat Albus sakit hati. Keesokan harinya di Hogwarts Express, Albus bertekad memperbaiki kesalahan ayahnya untuk menyelamatkan Cedric setelah mendengar bahwa Pembalik Waktu ilegal memang berhasil didapatkan oleh Kementerian. Ia meyakinkan Scorpius untuk kabur dari kereta dan mencari Pembalik Waktu tersebut. Keduanya berhasil kabur dari Hogwarts Express kemudian menuju St. Oswald menemui Delphini dan Amos.
Berkat bantuan Delphini, ketiganya berhasil menyusup ke dalam Kementerian dan mencuri Pembalik Waktu yang dimaksud. Petualangan Albus dan Scorpius untuk menyelamatkan Cedric Diggory pun dimulai. Usaha mereka yang mencoba mengubah masa lalu tentunya berdampak besar pada masa depan yang sedang dijalani, salah satunya adalah garis waktu alternatif di mana Albus tidak pernah terlahir ke dunia akibat kematian Harry Potter di Pertempuran Hogwarts. Hal ini membuat Scorpius kembali ke masa lalu untuk mengembalikan keadaan dan sahabatnya seperti semula.
Setelah melalui petualangan menegangkan menyusuri ruang dan waktu, kehidupan Albus dan Scorpius akhirnya kembali normal. Persahabatan keduanya kian erat, sementara Albus juga mulai membuka diri pada sang ayah. Keduanya pun mulai memperbaiki hubungan keluarga yang sempat renggang.
Menjadi Albus Severus Potter?
Itulah dia kisah dari Albus Severus Potter yang mencoba lepas dari bayang-bayang kehebatan ayahnya di masa lalu. Kalau kamu terlahir sebagai Albus Severus Potter dan hidup dengan ekspektasi tinggi dari orang-orang, apa yang akan kamu lakukan? Apakah mau mengubah kehidupan menggunakan Pembalik Waktu atau mencoba menjalani kehidupan yang sudah digariskan oleh takdir? Tuliskan pendapatmu di komentar, ya!
Jika kamu tertarik untuk menjadi Relawan Penulis Petuah Jaka Potter, harap menghubungi Nicholas Argenti!