Petuah Jaka Potter (JAringan KAmus POTensial TERlengkap)

Gobstones: Permainan yang Jarang Diminati

Edisi ke-87 dari Petuah Jaka Potter

Halo, para penghuni WoP! Blog memperkenalkan seri blog ini kepada kalian semua: Petuah Jaka Potter alias Jaringan Kamus Potensial Terlengkap! Blog ini akan dirilis dua kali seminggu dengan penulis yang berbeda-beda. Pastinya, kami akan membahas hal-hal seputar dunia sihir Harry Potter. Mungkin kamu sudah tahu tentang hal-hal ini, mungkin juga tidak. Pokoknya, baca dulu sampai akhir, ya!

Ilustrasi oleh choccymilky (tumblr)
Telinga kita sudah akrab dengan nama Quidditch dan Catur Penyihir, tapi tahukah kamu bahwa permainan penyihir tidak terbatas pada dua nama tersebut? Bisa dilihat bahwa mayoritas pemain Quidditch adalah para remaja hingga penyihir dewasa. Catur Penyihir memerlukan daya analisis tinggi untuk memainkannya. Bagaimana dengan anak-anak penyihir? Apakah mereka hanya duduk diam tanpa melakukan apapun? Tentu itu hal yang mustahil. Ada sebuah permainan anak-anak di dunia sihir yang jarang disorot, yaitu Gobstones.
 

Prinsip Permainan Gobstones

Gobstones, secara sederhana sangat mirip dengan permainan kelereng di dunia muggle. Para pemain akan berlomba untuk mendapatkan poin dengan menyentil kelereng dan mengarahkannya pada kelereng lawan. Hanya ada satu perbedaan antara kelereng muggle dengan Gobstone, cairan bau. Ya, saat batu Gobstone mengenai batu lawan, batu si pemenang akan menyemprotkan cairan berbau busuk pada pemain yang kalah. Hal tersebut menjadi salah satu alasan permainan ini kurang diminati. Dari sisi bahan, tentu saja berbeda. Kelereng muggle umumnya berbahan gelas, sedangkan Gobstone umumnya terbuat dari batu atau logam mulia. Biasanya Gobstone dijual dalam satu set yang berisi 30 unit. Selain alat permainan utama berupa Set Gobstones umum, ada juga batu Gobstone yang sudah dimantrai untuk menciptakan suara berisik saat mengenai batu lawan, namanya Noisy Hitter.
 

Sejarah Singkat Gobstones

Tidak ada catatan yang pasti tentang siapa penemu permainan ini, bahkan catatan tentang para pemainnya pun terbatas. Gobstones hanya tercatat sebagai permainan kuno. Artinya, permainan ini sudah ada sejak lama. Anehnya, walaupun tidak banyak digemari, permainan ini masih tetap ada dan dilestarikan sampai era modern. Albus Dumbledore tercatat pernah memainkan Gobstones bersama Remus Lupin untuk meyakinkan kedua orang tua Remus agar mereka memperbolehkan anaknya untuk bersekolah di Hogwarts. Eileen Prince, ibu dari Profesor Severus Snape, adalah seorang presiden Klub Gobstones Hogwarts saat masih bersekolah. Harry Potter pernah berpikir untuk membeli satu set Gobstones berbahan dasar emas murni di Diagon Alley.
 

Turnamen, Klub, dan Popularitas

Sebagaimana permainan sihir yang lain, Quidditch dan Catur Penyihir, Gobstones juga memiliki sebuah turnamen tingkat dunia. Seperti yang sudah disebutkan, walaupun ada turnamen tingkat dunia, permainan ini tetap dianggap membosankan. Di tahun 1999, Tim Gobstones Nasional Welsh berhasil mengalahkan Tim Nasional Hungaria dalam turnamen Gobstones. Namun, Daily Prophet gagal meliput turnamen tersebut yang akhirnya mendapatkan surat berisi kemarahan dari Grugwyn Rufford (pemain Tim Nasional Welsh). Editor Daily Prophet hanya membalas surat tersebut dengan sebuah editorial yang mengatakan Gobstones dianggap sangat membosankan oleh orang-orang.

Seperti yang sudah disebutkan, Gobstones memiliki turnamen dan klub. Hogwarts sendiri memiliki tim Gobstones pada masing-masing asrama. Sama halnya dengan Hogwarts, Ilvermorny juga memiliki kejuaraan Gobstones dan piala khusus untuk turnamen tersebut. Tim Gobstones Hogwarts bahkan melakukan pertandingan dengan sekolah lain untuk menunjukkan jiwa kompetitif mereka. Pada tingkat dunia, ada sebuah Liga Gobstones Internasional yang dipimpin oleh Kantor Resmi Klub Gobstones di Departemen Permainan dan Olahraga Sihir yang berlokasi di lantai tujuh Kementerian Sihir Inggris. Sayangnya, walaupun sudah banyak cara promosi untuk membuat Gobstones menjadi permainan yang diminati seperti Quidditch, cara-cara tersebut tidak membuahkan hasil yang berarti. Para penyihir tetap memandang Gobstones sebagai permainan yang sangat membosankan. Asosiasi Gobstone Nasional bahkan telah mencoba melakukan promosi perekrutan anggota dengan jargon “Give Gobstones A Second Glance”, tapi gambar yang menyertainya kurang tepat karena menyertakan juara piala dunia yang tersemprot cairan bau dari Gobstone.
 

Gobstone dan Transfigurasi

Selain erat dengan permainan dan olahraga sihir, Gobstone juga bisa menjadi objek sihir. Tercatat, Profesor McGonagall pernah mengajarkan mantra pengubah Gobstone menjadi sigung pada kelas transfigurasinya untuk murid tahun kelima.
Itulah sekelumit hal tentang permainan kuno yang dipandang sebelah mata oleh para penyihir. Walaupun terkesan membosankan, Gobstones bisa menjadi permainan di kala senggang. Setelah membaca artikel ini, apakah kamu tertarik untuk mengajukan Tim Gobstones di Hogwarts? Tulis tanggapanmu di kolom komentar!

Jika kamu tertarik untuk menjadi Relawan Penulis Petuah Jaka Potter, harap menghubungi Nicholas Argenti!

ditulis oleh Nicholas Argenti

coded by Issie
random name generator by Susie