Petuah Jaka Potter (JAringan KAmus POTensial TERlengkap)

Sebastian Sallow: Sang Putra Slytherin Berkisah Tragis

Edisi ke-60 dari Petuah Jaka Potter

Halo, para penghuni WoP! Blog memperkenalkan seri blog ini kepada kalian semua: Petuah Jaka Potter alias Jaringan Kamus Potensial Terlengkap! Blog ini akan dirilis dua kali seminggu dengan penulis yang berbeda-beda. Pastinya, kami akan membahas hal-hal seputar dunia sihir Harry Potter. Mungkin kamu sudah tahu tentang hal-hal ini, mungkin juga tidak. Pokoknya, baca dulu sampai akhir, ya!

Berkenalan dengan Sebastian Sallow

Bagi kalian yang bermain gim Hogwarts Legacy, pasti sudah tak asing lagi dengan nama Sebastian Sallow, bukan? Ia adalah salah satu karakter penting dalam permainan Hogwarts Legacy. Kisah Sebastian Sallow berlangsung dengan latar waktu akhir abad ke-19, selaras dengan latar waktu pada gim Hogwarts Legacy. Sebastian memiliki saudari kembar bernama Anne yang menderita sebuah penyakit kutukan misterius. Seiring berjalannya waktu, Sebastian yakin bahwa harapan terakhirnya untuk menyembuhkan sang saudari adalah melalui sihir gelap. Penasaran dengan petualangan Sebastian Sallow dalam menuntaskan misinya? Simak kisahnya hingga akhir! (Catatan: Harap berhati-hati bagi kalian yang menghindari spoiler permainan Hogwarts Legacy).

Kisah Sebastian Sallow


Masa Kecil Sebastian Sallow

Sebastian Sallow dan saudari kembarnya, Anne Sallow, lahir sekitar tahun 1874-1875 di Skotlandia. Dua bersaudara ini terlahir dari pasangan profesor Hogwarts yang, malangnya, telah meninggal dunia semasa mereka kecil. Kematian orang tua Sebastian dan Anne disebabkan oleh racun yang tak terdeteksi. Pasca kejadian tersebut, Sallow bersaudara akhirnya diadopsi oleh paman mereka, Solomon Sallow, yang tinggal di Feldcroft. Paman Sebastian ini merupakan mantan Auror.

Masa Sekolah di Hogwarts

Menginjak usia sebelas tahun, Sebastian dan Anne terseleksi ke dalam asrama Slytherin di Sekolah Sihir Hogwarts. Mereka pun berkawan baik dengan murid Slytherin lainnya yang bernama Ominis Gaunt. Ominis yang ternyata merupakan keturunan Salazar Slytherin mengetahui beberapa rahasia sekolah, termasuk suatu tempat bernama Undercroft yang nampaknya tak diketahui oleh warga sekolah selain mereka. Tiga serangkai ini menggunakan Undercroft sebagai “markas” mereka untuk berkumpul, bermain Gobstones, dan melakukan hal menyenangkan lainnya.

Sebuah Petaka Menjelang Tahun Kelima

Suatu hari menjelang tahun kelima Sebastian di Hogwarts, Anne diserang dan terkena kutukan di kediaman mereka di Feldcroft. Sebastian menduga pelaku serangan ini adalah salah satu Loyalis Ranrok dari kelompok pemberontak kaum Goblin, walau diketahui pada akhirnya bahwa pelaku sesungguhnya adalah Victor Rookwood yang merupakan seorang penyihir gelap. Akibat kutukan ini, Anne menderita penyakit yang menyebabkan ia tak lagi mampu bersekolah di Hogwarts. Sebastian, mengupayakan yang terbaik demi kesembuhan saudarinya, mulai dari berkonsultasi pada matron Sayap Rumah Sakit, hingga bertandang ke Rumah Sakit St Mungo. Akhirnya, ia tiba pada satu kesimpulan: satu-satunya harapan terakhir bagi kesembuhan adiknya adalah melalui sihir gelap. Petaka ini pula yang menjadi awal mula kebencian Sebastian pada kaum Goblin.

Pertemuan Sebastian Sallow dan “Sang Murid Baru”

Di sebuah pertemuan kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, Sebastian berkenalan dengan seorang murid baru (dalam gim Hogwarts Legacy, murid baru ini adalah karakter pemain). Sebastian terkesima dengan kemampuan duel Sang Murid Baru, lantas mengundangnya ke Klub Duel “Crossed Wand”.

Sang Murid Baru pun bersahabat baik dengan Sebastian. Berkat pertolongan sang murid baru, Sebastian mampu memasuki area terlarang perpustakaan dengan harapan akan menemukan literatur yang berkaitan dengan penyembuhan Anne. Sayangnya, mereka tertangkap oleh Peeves sang Poltergeist, dan dilaporkan kepada pustakawan. Akan tetapi, Sebastian “pasang badan” atas kesalahan tersebut tanpa melibatkan Sang Murid Baru sama sekali, walau rupanya Sebastian tak melakukan hal ini secara cuma-cuma dan berharap “imbal balik” suatu saat nanti. Melalui kejadian ini pula, Sang Murid Baru menemukan keberadan Map Chamber.

Sebastian yang kini mulai mempercayai Sang Murid Baru memutuskan untuk menunjukkan lokasi Undercroft padanya, yang mana sebelumnya hanya Anne Sallow dan Ominis Gaunt saja yang mengetahui tempat rahasia ini. Sebastian juga mengajak Sang Murid Baru berkunjung ke rumahnya di Feldcroft, bertemu dengan Solomon Sallow, hingga bertempur dengan sekawanan Goblin yang mengepung area rumah keluarga Sallow.

Triptych: Penemuan Kunci Kebenaran

Setelah pertempuran melawan Goblin di Feldcroft, Sebastian dan Sang Murid Baru menemukan jalur rahasia kuno menuju Undercroft. Di sana, mereka menemukan salah satu bagian Triptych – semacam lukisan tiga bagian peninggalan Isidora Morganach, seorang profesor Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di era Tudor. Keberadaan tokoh ini menjadi penting, karena ialah sosok yang dimentori oleh empat Keeper – para penjaga sihir kuno di Hogwarts – dan memiliki riwayat penciptaan mantra pengangkat rasa sakit.

Usai menemukan dua bagian lain dari Triptych, Sebastian dan Sang Murid Baru mengakses ingatan Isidora Morganach di dalam Pensieve, dan dari sanalah mereka mengetahui eksperimen penggunaan mantra tersebut pada ayah Isidora. Akan tetapi, penggunaan mantra ini sangat kontroversial, bahkan bagi kalangan Keepers sendiri. Namun Sebastian tetap bersikeras membujuk Sang Murid Baru, yang memiliki kemampuan khusus dalam sihir kuno, untuk menggunakan kekuatannya sebagaimana yang Isidora Morganach lakukan. Pada akhirnya, Sang Murid Baru enggan menggunakan kekuatan tersebut untuk menyembuhkan Anne Sallow.

Penyusupan ke Katakomba Feldcroft

Pasca penemuan Buku Mantra Slytherin di Skriptorium Slytherin, Sebastian Sallow mengajak Sang Murid Baru ke dalam sebuah goa di Feldcroft, dan menemukan catatan tentang keberadaan relik gelap yang mampu menyembuhkan segala penyakit. Hal ini membuat Sebastian kian bersemangat menemukan relik tersebut. Usut punya usut, mereka dibuntuti oleh Ominis Gaunt yang membujuk Sebastian untuk berhenti bermain-main dengan ilmu hitam. Bujukan ini sama sekali tak digubris oleh Sebastian.

Terbunuhnya Solomon Sallow

Menjelang akhir tahun ajaran 1891, Sebastian kembali memasuki Katakomba Feldcroft untuk mendapatkan relik yang ia cari. Setelah mendapatkan relik tersebut, ia memanipulasi Inferi yang berada dalam Katakomba tersebut untuk menuruti perintahnya, yang berakibat membahayakan kondisi desa. Solomon Sallow menemukan keberadaan keponakannya, lalu menghancurkan relik tersebut. Duel antara dua anggota keluarga Sallow tersebut pun terjadi. Solomon berusaha meyakinkan Sebastian bahwa Anne tak lagi bisa disembuhkan, namun Sebastian marah dan melayangkan mantra pembunuh pada sang Paman. Anne Sallow yang akhirnya tiba di Katakomba pun bersedih. Ia menyerang Sebastian dengan mantra Depulso, membunuh para Inferi, dan menghancurkan Buku Mantra Slytherin. Setelah itu, ia pun ber-apparate bersama jasad sang Paman.

Sebastian Sallow: Pahlawan atau Penjahat Berkisah Tragis?

Sebagai seorang penyihir berbakat, Sebastian Sallow mencerminkan sikap pantang menyerah, bahkan terkesan nekat hingga kerap kali melanggar peraturan. Ia tak segan-segan menggunakan sihir gelap jika itu akan membantu kondisi adiknya, Anne. Baginya, sihir tak serta-merta hitam-putih, atau baik dan jahat. Akan tetapi, sihir baginya adalah alat untuk mencapai sebuah tujuan. Pada akhir perjalanannya, ia bahkan membunuh pamannya sendiri, walau hal tersebut disesalinya di kemudian hari.

Berkaca pada kisah tragis Sebastian Sallow, menurutmu apakah ia cocok diberi gelar pahlawan, penjahat, atau bahkan bukan keduanya? Jika kamu berada di posisi sebagai teman terdekatnya, apa yang akan kamu lakukan padanya?
 

Menu Penginapan Kuali Bocor yang kamu dapatkan adalah ...  !




Jika kamu tertarik untuk menjadi Relawan Penulis Petuah Jaka Potter, harap menghubungi Ashlyn Miller!

ditulis oleh Natsuha Aihara

coded by Issie
random name generator by Susie