Petuah Jaka Potter (JAringan KAmus POTensial TERlengkap)

Pyromancy: Meramal dengan Api, Apakah Harry Potter Butuh?

Edisi ke-18 dari Petuah Jaka Potter

Halo, para penghuni WoP! Tim Media Sosial memperkenalkan seri blog baru kepada kalian semua: Petuah Jaka Potter alias Jaringan Kamus Potensial Terlengkap! Blog ini akan dirilis dua kali seminggu dengan penulis yang berbeda-beda. Pastinya, kami akan membahas hal-hal seputar dunia sihir Harry Potter. Mungkin kamu sudah tahu tentang hal-hal ini, mungkin juga tidak. Pokoknya, baca dulu sampai akhir, ya!

Apa Itu Pyromancy dalam Harry Potter?

Pyromancy adalah salah satu teknik meramal yang diajarkan di Kelas Ramalan dalam dunia Harry Potter. Dalam sejarah, Harry Potter mempelajari Pyromancy sebelum meramal dengan bola kristal pada tahun 1993-1994 bersama Profesor Sybill Trelawney. Lalu, pada tahun 1996, Profesor Firenze yang juga mengajar Kelas Ramalan saat itu mengajari cara membaca simbol dari asap hasil pembakaran berbagai tumbuhan dan rempah-rempah seperti sage dan mallowsweet. Lalu, apa, sih, Pyromancy itu sendiri?

Definisi Pyromancy Secara Umum

Pyromancy adalah sebuah teknik meramal dengan menggunakan pertanda api untuk membaca masa depan. Tidak ada aturan yang pasti bagaimana peramal membaca dari api, semua orang bisa melakukannya dan yang terpenting adalah apinya, bukan sumbernya. Supaya hasilnya lebih terpercaya, diperlukan isolasi dalam ruangan tanpa aliran udara agar api tetap tenang. Bagaimana, penasaran mau mencobanya?

Sejarah Pyromancy

Pyromancy berasal dari bahasa Latin “pyr” yang berarti api dan akhiran Yunani Kuno “mancy” yang berarti ramalan. Secara harfiah, Pyromancy berarti ramalan dengan api.

Karena pentingnya api dalam peradaban masyarakat, kemungkinan besar Pyromancy adalah salah satu bentuk ramalan paling awal. Di sebagian besar budaya Barat, api sering dikaitkan dengan dewa, bahkan dipuja sebagai dewa itu sendiri. Api begitu mendasar dalam kehidupan sehingga tetap melekat dalam pikiran manusia sebagai elemen yang dekat dengan alam. Konon dalam masyarakat Yunani, para anak dara di Kuil Athena dan juga pengikut Hephaestus (Dewa Api dan Pandai Besi) rutin melakukan praktik Pyromancy. Pyromancer, atau orang yang melakukan Pyromancy, menghabiskan waktu lama untuk mengamati nyala api, memperhatikan bentuk, warna, ukuran, asap, dan baunya. Semuanya penting dan menguntungkan untuk ditafsirkan untuk menghubungkannya dengan masa depan.

Dalam sihir Renaisans, Pyromancy diklasifikasikan sebagai salah satu dari tujuh "seni terlarang", bersama dengan Necromancy, Geomancy, Aeromancy, Hydromancy, Chiromancy, dan Spatulamancy.

Penggunaan Pyromancy yang Diketahui

Nah, kira-kira Pyromancy dapat digunakan seperti apa? Kira-kira metode mana yang lebih menarik atau lebih meyakinkan?

Pyromancy dengan Lilin

Bentuk paling dasar dari Pyromancy adalah mengamati api, baik dari api pembakaran, lilin, atau sumber api lainnya, dan menafsirkan bentuk yang dilihat peramal di dalamnya. Orang yang mendatangi peramal dapat menanyakan tafsir nyala api hanya dengan mengintip ke dalamnya dan mendapatkan prediksi umum untuk masa depan, atau dapat memfokuskan arah prediksi dengan pertanyaan tertentu.

Pyromancy dengan Asap

Disebut juga dengan Capnomancy atau Libanomancy. Popularitas metode ini tidak begitu baik. Seperti ramalan-ramalan yang lain, pertanyaan spesifik harus diajukan, yang mana ramalan yang dihasilkan pun berupa kejadian acak. Meramal dengan melihat bentuk asap dapat ditafsirkan melalui asap pembakaran lilin atau dupa.

Pyromancy dengan Abu

Atau bisa disebut juga dengan Cerenomancy, Spodomancy, Tephramancy. Spodomancy adalah seni dan praktik kuno meramalkan masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan menggunakan abu dari api dupa. Berbeda dengan Abacomancy (meramal dengan pembacaan debu, tanah, lumpur, atau pasir), metode ini mengartikan abu yang tidak diganggu campur tangan manusia, bukan yang ditaburkan oleh peramal itu sendiri.

Secara tradisional, sebuah pertanyaan harus ditulis secara simbolis di atas abu yang diperoleh dari pembakaran dupa dan dibiarkan di tempatnya semalaman. Keesokan paginya akan didapat respon tergantung huruf atau simbol mana yang masih terbaca dan mana yang sudah pudar. Jika angin sepoi-sepoi mengaduk abunya, maka peramal mencari huruf-huruf simbol yang mungkin terbentuk.

Penggunaan Pyromancy dalam Harry Potter

Pyromancy tidak pernah secara gamblang digunakan oleh para karakter Harry Potter, sehingga tidak banyak informasi yang didapatkan secara canon. Namun, pastinya setidaknya Sybill Trelawney pernah menggunakannya saat Harry Potter kelas 3, lalu Firenze pun pernah menggunakan metode Ramalan ini. Selain itu, tidak banyak yang diketahui mengenai Pyromancy. Sirius Black pernah mengirim pesan lewat api, tetapi ini jelas bukan metode ramalan.

Bentuk Alternatif dari Pyromancy

Bentuk paling dasar dari Pyromancy adalah menafsirkan bentuk api baik dari lilin, dupa, atau sumber api lainnya. Namun, ternyata ilmu ini juga punya beberapa variasi. Apa saja, tuh, variannya?
  • Alomancy, yaitu ramalan dengan garam, salah satu jenisnya melibatkan pelemparan garam ke dalam api.
  • Botanomancy, yaitu ramalan dengan membakar tanaman.
  • Causinomancy, yaitu ramalan dengan cara membakar (tidak spesifik mengenai objek yang dibakar).
  • Daphnomancy (juga Empyromancy), yaitu ramalan dengan membakar daun salam.
  • Osteomancy, yaitu ramalan dengan menggunakan tulang, salah satu jenisnya melibatkan pemanasan hingga menghasilkan retakan.
  • Plastromansi, yaitu ramalan menggunakan plastron penyu; di Tiongkok, hal ini dilakukan dengan membuat lubang pemanas di dalamnya.
  • Scapulimancy, yaitu ramalan dengan tulang belikat; di Asia dan Amerika Utara, hal ini dilakukan secara Pyromantic.
  • Sideromancy, yaitu ramalan dengan membakar jerami menggunakan setrika.

Apa yang Kamu Lihat di Balik Api?

Bayangkan saat ini kamu sedang belajar di kelas Ramalan. Kamu sedang duduk di depan api unggunnya dan berusaha fokus melihat bayang-bayang di api tersebut. Nah, gambaran apa yang kamu lihat di balik api? Bisa saja kamu tidak melihat apa pun...



Visualisasimu...




Jika kamu tertarik untuk menjadi Relawan Penulis Petuah Jaka Potter, harap menghubungi Ashlyn Miller!

ditulis oleh Raphael Robin

coded by Issie
random name generator by Susie